Sabtu, 06 Januari 2018

Renungan Harian GML : PEMBAPTISAN YESUS


BACAAN
1Yoh 5:5-13 – “Kesaksian tentang Anak Allah”

Mrk 1:7-11 – “Engkaulah Anak yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan”

RENUNGAN
1.Perikope Injil hari ini melanjutkan tentang Yohanes Pembaptis yang meneruskan kotbahnya, tetapi secara khusus menunjuk yang datang sesudahnya, yang lebih berkuasa daripada dia. Yohanes juga menunjuk perbedaan antara baptisan yang ia berikan dengan baptisan yang diberikan oleh Yesus. Baptisan Yohanes hanyalah persiapan agar orang bisa menerima “Ia yang akan datang.” “Ia yang akan datang” akan membaptis dengan Roh Kudus.

2.Pelayanan Yesus kepada publik dimulai sesudah pembaptisan-Nya. Bahkan dalam Injil Markus, baptisan Yesus terjadi sesudah Yohanes menyatakan bahwa Yesus lebih berkuasa daripadanya dan ia tidak layak melepaskan tali kasut-Nya.

3.Ketika Yesus dibaptis, “langit terkoyak, dan Roh seperti burung merpati turun ke atas-Nya.” Langit terkoyak merefleksikan sebuah kiasan tentang kedatangan Allah ke dalam sejarah manusia untuk membebaskan umat-Nya. Burung merpati melambangkan aktivitas Roh Allah dan juga kedatangan Roh Kudus yang memberi kekuatan.

4.Kehadiran Roh Kudus dalam diri Yesus berarti Yesus diberi kuasa dan status-Nya sebagai Anak Allah dikukuhkan. Puncak peristiwa adalah suara dari sorga: “Engkaulah Anak yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.” Kalimat tersebut merupakan kombinasi dua teks Perjanjian Lama. Pertama, ditulis dalam Mazmur: “AnakKu Engkau” (2:7) – menunjuk pada Daud sebagai raja. Kedua, dari  Kitab Yesaya: “Itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepada-Nya Aku berkenan” (42:1) – menunjuk Hamba Yahwe. Dari kedua kutipan itu, Yesus dikukuhkan sebagai Raja dan Hamba Tuhan.

5.Sesudah kematian Yesus di kayu Salib, dua peristiwa terjadi: Pertama, Bait Allah terkoyak. Hal ini menunjukkan bahwa Allah tidak lagi tinggal dalam bangunan Bait Allah, dan menunjukkan bayangan kehancuran Bait Allah pada tahun 70. Kesimpulannya: pusat ibadat tidak lagi di Bait Allah, tetapi pada Salib. Kedua: pengakuan kepala pasukan. Ia mengakui Yesus sebagai: Anak Allah.

6.Kita yang mengakui Yesus sebagai  Anak Allah, Tuhan, dan Penyelamat, dan dibaptis, telah diangkat menjadi raja dan hamba serta anak-anak Allah. Hal ini berarti: seseorang yang percaya kepada Yesus bersedia untuk menerima bahwa penderitaan adalah bagian dari kemanusiaan kita. Bahkan segala sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan kita dan ketika kita harus memanggul salib kehidupan, kita tetap memiliki pengharapan, keberanian dan ketekunan. Suka cita dapat ditemukan bahkan di tengah penderitaan, kebahagiaan dapat ditemukan di tengah kesengsaraan dan harapan hadir dalam keputus-asaan.

7.Bagaimana pengalamanku ketika aku berada dalam kesulitan, kegagalan, penderitaan, dan tanpa harapan?

Sabtu, 6 Januari 2018
Rm Maxi Suyamto

Yang tlah berlalu biarlah berlalu

0 komentar:

Posting Komentar

Hubungkan ke Facebook

Contact Us
Goa Maria Lawangsih
0852-9219-3234
Patihombo yogyakarta