MENCARI ALLAH LEWAT DOA, DERMA DAN PUASA
MENCARI ALLAH LEWAT DOA, DERMA DAN PUASA

BACAAN
2Raj 2:1.6-14 – “Tiba-tiba datanglah kereta berapi dan naiklah Elia ke surga”
Mat 6:1-6.16-18 – “Bapamu yang melihat yang tersembunyi, akan mengganjar engkau”
RENUNGAN
1.Yesus mengkritik orang-orang Parisi, karena melakukan doa, berderma, dan berpuasa hanya demi dilihat orang, dipuji, dianggap saleh dan berwibawa. Yesus memperingatkan para pendengar-Nya tentang bahaya praktek keagamaan seperti itu dan menantang mereka agar kegiatan keagamaan didasari pada semangat batin yang akan menghantar kepada Tuhan.
2.Dengan kritik tersebut, Yesus menghendaki agar doa, derma, dan puasa dihayati secara baru. Derma harus dipandang sebagai cara untuk berbagi, agar tidak ada yang berkekurangan. Yesus menuntut untuk tidak gembar-gembor. Doa menempatkan seseorang dalam relasi pribadi dan langsung dengan Allah, maka diperlukan keheningan. Dengan keheningan maka yang ada hanyalah aku dan Tuhan, bukan aku dan HP, bukan aku dan pikiranku yang ngelantur. Keheningan merupakan cara membangun relasi pribadi dengan Tuhan secara otentik dan mendalam. Puasa merupakan tindakan matiraga bagi diri sendiri sebagai bentuk ingin menyatukan diri dengan Tuhan.
3.Mencari Allah dan membangun relasi pribadi dengan Dia dengan rendah hati jauh lebih berguna bagi hidup rohani kita.
Msri, 20.6.18, berkat.id
BACAAN
2Raj 2:1.6-14 – “Tiba-tiba datanglah kereta berapi dan naiklah Elia ke surga”
Mat 6:1-6.16-18 – “Bapamu yang melihat yang tersembunyi, akan mengganjar engkau”
RENUNGAN
1.Yesus mengkritik orang-orang Parisi, karena melakukan doa, berderma, dan berpuasa hanya demi dilihat orang, dipuji, dianggap saleh dan berwibawa. Yesus memperingatkan para pendengar-Nya tentang bahaya praktek keagamaan seperti itu dan menantang mereka agar kegiatan keagamaan didasari pada semangat batin yang akan menghantar kepada Tuhan.
2.Dengan kritik tersebut, Yesus menghendaki agar doa, derma, dan puasa dihayati secara baru. Derma harus dipandang sebagai cara untuk berbagi, agar tidak ada yang berkekurangan. Yesus menuntut untuk tidak gembar-gembor. Doa menempatkan seseorang dalam relasi pribadi dan langsung dengan Allah, maka diperlukan keheningan. Dengan keheningan maka yang ada hanyalah aku dan Tuhan, bukan aku dan HP, bukan aku dan pikiranku yang ngelantur. Keheningan merupakan cara membangun relasi pribadi dengan Tuhan secara otentik dan mendalam. Puasa merupakan tindakan matiraga bagi diri sendiri sebagai bentuk ingin menyatukan diri dengan Tuhan.
3.Mencari Allah dan membangun relasi pribadi dengan Dia dengan rendah hati jauh lebih berguna bagi hidup rohani kita.
Msri, 20.6.18, berkat.id
0 komentar:
Posting Komentar