Minggu, 22 Juli 2018

Renungan Harian GML: AKU AKAN MENGUMPULKAN SISA-SISA KAMBING DOMBA-KU, DAN AKU AKAN MENGANGKAT GEMBALA-GEMBALA ATAS MEREKA




 Salam jumpa saudara-saudara pada renungan Berita Sepekan hari Minggu Biasa ke-16 Tahun B. Bacaan-bacaan hari ini menyampaikan bagaimana Tuhan sebagai pemilik domba-domba menghendaki supaya domba-domba itu digembalakan dan dikumpulkan. Untuk itu Ia mengutus para gembala. Dalam hal bahwa para gembala utusan-Nya tidak melakukan tugas maka Ia sendiri yang akan melakukan-Nya dengan mengirim gembala-gembala lain yang akan melaksanakan tugasnya dengan lebih baik sehingga domba-domba tanpa takut akan berkumpul dan tidak akan dibiarkan seekorpun yang hilang. Gagasan ini terungkap di dalam Bacaan Pertama (Yer. 23:1-6). Bacaan Injil menceritakan bahwa murid-murid berkumpul sekembali mereka dari tugas perutusan mereka (kita ingat bacaan Minggu yang lalu bahwa Yesus mengutus murid-murid berdua-dua). Para murid itu kembali kepada Yesus dengan membawa bukan saja banyak kisah cerita tetapi juga orang banyak yang mengikuti mereka. Begitu banyaknya orang yang ikut berkumpul dan tentu dengan banyak kebutuhan mereka entah sekedar tanya jawab untuk memenuhi keingintahuan mereka sebagai tindak lanjut atas ajaran dari para murid maupun terkait dengan kesembuhan mereka, sehingga kumpulan itupun menjadi sangat sibuk sampai makanpun mereka tidak sempat. Yesus mengajak para murid menyendiri ke tampat terpencil dan beristirahat sejenak. Pergilah mereka dengan perahu. Namun orang banyak yang mengetahui tujuan mereka mulai berjalan ke tempat tersebut melalui jalan darat. Orang banyak itu malahan sampai di tempat ang dituju lebih dahulu. Mungkin Yesus memanfaatkan kesempatan di dalam perahu itu untuk melanjutkan pengajaran khusus kepada para murid sehingga mereka berjalan lebih lama. Ketika mereka mendarat, mereka melihat orang banyak sudah terkumpul di sana. Yesus pun tergerak oleh belaskasihan kepada mereka karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka. Rasul Paulus dalam bacaan kedua, mengajarkan kepada orang-orang Efesus tentang peran dari Yesus Sang Gembala. Di dalam Kristus Sang gembala itu yang dulu “jauh” maupun yang “dekat” dipertemukan. Mereka dipersatukan dalam damai sejahtera sehingga memeroleh jalan masuk kepada Bapa dalam satu Roh. 

Beberapa hal yang bisa kita pelajari dari kisah-kisah bacaan hari ini: Yang pertama adalah bahwa Tuhan Yang Empunya domba-domba sungguh-sungguh menghendaki agar domba-domba-Nya digembalakan, dikumpulkan, dan dipersatukan. Untuk itu Ia mengutus para gembala. Sebagaimana Yesus ketika mengutus para murid, memberikan bekal dengan kuasa pengajaran dan penyembuhan; tentu para gembala itu juga dalam melaksanakan tugasnya disertai dengan kuasa-kuasa tertentu. Namun ternyata para gembala bisa jatuh dalam pencobaan. Mereka bisa lalai menjalankan tugas yang sebenarnya dan terjatuh pada hal mengedepankan kuasa-kuasa yang seolah menjadi milik mereka sendiri. Sikap dan perbuatan para gembala bukan menghasilkan damai sejahtera yang mengumpulkan dan mempersatukan tetapi membawa ketakutan dan domba-doma terbiarkan, malahan ada yang hilang. Yesus membutuhkan waktu khusus untuk mengajak para murid untuk mundur dari euphoria keberhasilan mereka supaya mereka tidak terjatuh pada sikap gembala yang lupa akan perutusan dan Pengutusnya. Ketika Yesus mengambil para murid dari kumpulan orang banyak dan memisahkannya dari mereka, tentu Yesus juga sedang memberikan kesempatan kepada orang banyak itu agar mereka bertanya diri juga akan motivasi mereka untuk datang berkerumun dan berkumpul di sekitar para murid dan Yesus sendiri. Setelah masing-masing mendapat kesempatan untuk berefleksi ataupun memurnikan motivasi, Yesus kembali menjumpai mereka semua dan meningkatkan perjumpaan mereka dengan memberikan pelajaran. 

 Siapakah yang diutus menjadi gembala-gembala itu? Siapakah domba-domba yang dirindukan untuk dikumpulkan? Bagaimanakah seharusnya gembala dan domba itu bersikap? Kita semua adalah domba-domba-Nya. Atas salah satu cara, kita telah terdorong untuk mencari Yesus dan berkumpul bersama. Kita juga perlu memurnikan motivasi kita. Kita tidak boleh jatuh pada hal hanya untuk mencari kesembuhan ataupun kesejahteraan sementara duniawi tetapi untuk yakin bahwa Yesus adalah juru selamat yang memberikan kita hidup yang kekal. Kita diundang untuk mengikuti dan melaksanakan pesan damai sejahtera Kristus yang mempersatukan yang “jauh” dan yang “dekat”. Kita semua juga yang dipercaya untuk mempunyai semangat “gembala Baik”. Kita diutus untuk turut serta melaksanakan tugas kegembalaan Yesus. Untuk itu, kitapun diajak untuk memurnikan diri. Jangan sampai kita menajadi arogan, merasa memiliki kuasa dan bahkan main kuasa, menjadi sombong atas kuasa-kuasa ataupun daya kemampuan kepandaian diri sendiri. Semoga kita dijauhkan dari sikap yang cenderung mengintimidasi, main hakim sendiri. Hal itu akan menghasilkan permusuhan ataupun ketakutan. Semoga kita menjadi gembala yang memberi motivasi dan inspirasi untuk mengumpulkan dan bahkan mencari yang hilang. Kita bhinneka kita Indonesia, mari amalkan Pancasila demi kesatuan dan persatuan domba dan domba dan gembala dalam kesatuan dengan Gembala Utama. 
(Rm Purwanta MSC)

Yang tlah berlalu biarlah berlalu

0 komentar:

Posting Komentar

Hubungkan ke Facebook

Contact Us
Goa Maria Lawangsih
0852-9219-3234
Patihombo yogyakarta