Senin, 15 April 2019

Renungan Harian GML : MENGAKUI YESUS SEBAGAI MESIAS, ANAK ALLAH
Senin Pekan Suci, 15 April 2019


BACAAN
Yes 42:1-7 – “Ia tidak berteriak atau memperdengarkan suaranya di jalan”
Yoh 12:1-11– “Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku”

RENUNGAN
1.Yesus membuat mukjizat yang sungguh meyakinkan – tanda yang pasti bahwa Allah mengutus Dia: Ia membangkitkan seseorang dari mati. Para imam kepala tidak menolak hal ini. Mukjizat ini dibuat tidak jauh dari Galilea. Yesus berada di Betani, persis di luar Yerusalem. Lazarus juga ada di sana. Para imam kepala tidak menerima Yesus sebagai Mesias, tetapi malah menolak dan bertujuan membunuh Dia. Para imam kepala, dan juga kita, harusnya mampu melihat bahwa mukjizat Yesus merupakan tindakan Allah, namun mereka menolak untuk menerimanya. Tidak ada jalan untuk menyadarkan orang-orang bahwa Ia bukan Mesias kecuali membunuh Yesus dan Lazarus. Suatu kenyataan ketika seseorang memiliki relasi dengan Yesus dapat membawa konsekuensi yang mahal harganya. Namun Ia yang dibunuh karena dianggap “kriminal” dibangkitkan dari mati.

2.Secara logika, seharusnya yang menerima Yesus sebagai Mesias adalah para imam kepala, ahli kitab, dan orang-orang Parisi, karena mereka adalah yang paling tahu tentang Kitab Suci. Namun, dengan beberapa kekecualian (Nikodemus dan Yusup dari Arimatea), mereka gagal mengenal Yesus sebagai Mesias. Jalan Allah bukan jalan kita. Rencana dan tindakan Allah tidak bisa dipahami hanya dengan pikiran rasional. Hati yang keras membuat kita melihat karya baik orang lain sebagai jahat dan berasal dari setan. Bukankah hal ini sering kita buat?

3.Problem orang Parisi adalah kesombongan. Mereka pikir bahwa mereka memahami segala sesuatu. Mereka pikir bahwa Yesus tidak mungkin menjadi Mesias. Dengan demikian pengharapan mereka akan Mesias tak pernah akan terpenuhi dan mereka tidak siap untuk berubah, karena merasa diri tidak pernah bersalah. Dengan alasan yang sangat lemah, mereka selalu memojokkan Yesus: “Jika Ia ini nabi, tentu Ia tahu, siapakah orang  perempuan yang menjamah-Nya ini” (Luk 7:39); “Selidikilah Kitab Suci dan engkau akan tahu bahwa tidak ada nabi yang datang dari Galilea”’ (Yoh 7:52). Allah tidak pernah menyesuaikan diri terhadap rencana dan pikiran kita. Ia mengharapkan kitalah yang menyesuaikan dengan rencana dan pikiran Allah.
*🇮🇩MS,www.berkat.id🇮🇩*

Yang tlah berlalu biarlah berlalu

0 komentar:

Posting Komentar

Hubungkan ke Facebook

Contact Us
Goa Maria Lawangsih
0852-9219-3234
Patihombo yogyakarta