Sabtu, 13 Juli 2019

Renungan Harian GML : PENGANIAYAAN DEMI SURGA
Sabtu, 13 Juli 2019


BACAAN
Kej 49:29-32; 50:15-26a – “Allah akan memperhatikan kamu, dan membawa kamu keluar dari negeri ini”
Mat 10:24-33 – “Takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka”

RENUNGAN
1.Para musuh Yesus menyebut-Nya sebagai setan. Ketidaktahuan atau kekerasan hati telah menghalangi mereka untuk mampu melihat kebaikan-kebaikan Tuhan kita. Perlawanan terhadap Yesus terjadi sampai hari ini – hanya sekarang ini kita menerima serangan-serangan sangat berat. Kristus mengingatkan bahwa para pengikut-Nya akan dicaci-maki, sama seperti diri-Nya yang bahkan ditolak. Kita dicap sebagai “terbelakang” karena selalu berpihak pada pro-kehidupan, dan dicap “tidak toleran” karena selalu percaya dan berpihak pada kebenaran moral. Penganiayaan menggarisbawahi autentisitas iman kita. Jika kita tidak pernah menghadapi pertentangan, kita belum hidup dalam iman.

2.Tiada sesuatu pun yang tertutup yang takkan dibuka. Di sini Tuhan meyakinkan kita bahwa semuanya akan dinyatakan pada waktunya. Kebohongan, fitnah, dan pikiran-pikiran keliru bergerak bagaikan kilat lewat internet. Sedangkan kebenaran berjalan sangat lambat. Masalah ini bukanlah hal baru. Rasul Paulus mengingatkan: “Akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng” (2Tim 4:3-4). Kebenaran Kristus berakar dalam diri kita jika kita memiliki arti dan sukacita. Saat yang paling tidak berbahagia terjadi dalam hidup kita ketika kita tersesat dari jalan Kristus.

3.Jika kita menyangkal Kristus, Ia akan menyangkal kita pada Hari Penghakiman. Pernyataan tersebut sangat serius. Banyak pencobaan muncul dan membekap iman kita. Misalnya, kita diam saja ketika ada seorang beriman menggugurkan janin dalam kandungan. Atau, sebagai orang tua, diam saja ketika anaknya yang masih kecil menghabiskan waktu berjam-jam di internet atau hp. Kita sering membenarkan diri dengan berkata: “demi toleransi.” Tetapi Kristus tidak mengatakan kepada para murid-Nya untuk “Pergilah, bertoleransilah terhadap tindakan apa saja.” Sebaliknya, Ia memohon dengan sangat: “Pergilah dan jadikanlah semua bangsa murid-Ku.” Apakah aku hanya diam ketika aku harus berbicara?
🇮🇩berkat.id🇮🇩

Yang tlah berlalu biarlah berlalu

0 komentar:

Posting Komentar

Hubungkan ke Facebook

Contact Us
Goa Maria Lawangsih
0852-9219-3234
Patihombo yogyakarta