Renungan harian GML : Bertekun dalam Penderitaan
Sabtu, 20 Mei 2017, Bagaimana Bertekun dalam Penderitaan
Sabtu Biasa Pekan V Paskah
Bacaan : Kis. 16:1-10; Mzm. 100:1-2,3,5; Yoh. 15:18-21
Bacaan Injil:
Yesus berkata kepada para murid-Nya, "Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu. Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu. Tetapi semuanya itu akan mereka lakukan terhadap kamu karena nama-Ku, sebab mereka tidak mengenal Dia, yang telah mengutus Aku.”
Renungan:
Pertanyaan besar yang dihadapi para murid, menjelang sengsara dan wafat Yesus dan juga nanti menjelang kenaikan-Nya ke surga, adalah bagaimana kesatuan dengan Yesus dapat terus dipelihara. Ini menjadi penting karena waktu itu Yesus terus menerus berkata mengenai “meninggalkan dunia ini”, sementara para murid merasa tidak berdaya menghadapi dunia ini tanpa kehadiran Yesus. Bacaan Injil hari ini menjadi bagian dari wejangan terakhir Yesus sebelum wafat-Nya. Sebagian besar berbicara mengenai bagaimana kesatuan itu dapat dipertahankan, tetapi juga mengenai penderitaan yang juga akan dialami oleh para murid. Di satu sisi, Yesus tidak menjanjikan kemudahan bagi mereka yang mengikuti-Nya, melainkan penolakan, kebencian, dan penganiayaan dari dunia. Di sisi lain, Yesus menjanjikan Roh Kudus yang akan memebimbing mereka melewati semuanya itu.
Dalam bacaan pertama dari Kisah Para Rasul, dapat kita lihat bagaimana Roh Allah itu sungguh membimbing para murid, terlebih Paulus dalam menyebarkan kabar gembira kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi. Namun, tidak berarti semua berjalan lancar begitu saja karena ‘hamba tidaklah lebih besar dari tuannya’. Dalam perjalanannya yang pertama, Paulus dan Barnabas dituduh mengajarkan ajaran sesat dan diusir dari Antiokhia di Pisidia. Mereka juga hampir diserang dan dilempari batu di Ikonium. Di Listra, Paulus dilempari batu dan diseret keluar kota.
Rahmat Roh Kudus, selain memberikan kepada kita pengetahuan mengenai apa yang harus kita lakukan dalam kebimbangan, juga memberikan rahmat perseverantia, ketekunan dalam kesulitan dan penderitaan. Maka, dalam kebimbangan, kita selayaknya memohon rahmat dari Roh Kudus sendiri agar diberi arahan untuk menentukan keputusan. Dan, keputusan yang dianjurkan Roh Kudus seringkali bukan keputusan yang mudah, melainkan terjal dan penuh liku. Yesus sendiri sudah memperingatkan itu dalam bacaan hari ini, yakni bahwa jalan mengikuti Dia adalah jalan yang berseberangan dengan jalan yang ditawarkan dunia, yang serba enak dan mudah. Dalam saat-saat seperti inilah kita perlu memohon rahmat ketekunan atau perseverantia.
Disusun oleh:
Fr. Agustinus Wahyu Dwi A. SJ
0 komentar:
Posting Komentar