Renungan harian GML : "It’s All about You"
Sabtu, 3 Juni 2017,
It’s All about You
Pw. Karolus Lwanga, dkk. Mrt (M)
Bacaan : Kis 28:16-20.30-31; Mzm 11:4.5.7; Yoh 21:20-25;
Bacaan Injil:
Ketika Petrus berpaling, ia melihat bahwa murid yang dikasihi Yesus sedang mengikuti mereka, yaitu murid yang pada waktu mereka sedang makan bersama duduk dekat Yesus dan yang berkata: "Tuhan, siapakah dia yang akan menyerahkan Engkau?" Ketika Petrus melihat murid itu, ia berkata kepada Yesus: "Tuhan, apakah yang akan terjadi dengan dia ini?" Jawab Yesus: "Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah Aku." Maka tersebarlah kabar di antara saudara-saudara itu, bahwa murid itu tidak akan mati. Tetapi Yesus tidak mengatakan kepada Petrus, bahwa murid itu tidak akan mati, melainkan: "Jikalau Aku menghendaki supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu."
Dialah murid, yang memberi kesaksian tentang semuanya ini dan yang telah menuliskannya dan kita tahu, bahwa kesaksiannya itu benar. Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu.
Renungan:
Injil hari ini merupakan kelanjutan Injil hari kemarin dan merupakan epilog dari Injil Yohanes. Dialog Petrus dan Yesus berlanjut, dengan pokok bergeser dari Petrus kepada murid yang dikasihi. Petrus bertanya kepada Yesus mengenai apa yang akan terjadi dengan murid yang dikasihi. Yesus tidak menjawab pertanyaan Petrus ini melainkan mengembalikan pokok pembicaraan kepada panggilan Petrus untuk mengikuti Yesus. Yesus mau menegaskan kepada Petrus bahwa ia tidak perlu mencampuri urusan nasib orang lain, melainkan mengambil keputusan tegas dan sikap terhadap panggilan Yesus untuk mengikuti-Nya ini.
Kerap kali dalam hidup kita juga terlalu sibuk mengurusi hidup orang lain dan tidak berfokus pada hidup kita sendiri. Sejak dulu mencampuri urusan orang lain memang terasa lebih mengasyikkan daripada bergulat dengan permasalahan diri sendiri. Kebiasaan ngrasani, nggosip, atau ngerumpi telah menjadi kebiasaan orang Indonesia sejak dulu kala. Kini kebiasaan itu diperkuat dengan adanya internet, media sosial dan gadget, sehingga kapanpun dan di manapun, kita bisa kepo atau mau tahu urusan orang lain. Secara psikologis, hal seperti nggosip atau kepo dengan hidup orang lain itu menyenangkan karena kita sejenak teralihkan dari permasalahan pribadi kita sendiri.
Hari ini Yesus mengingatkan kita bahwa hidup kita, jawaban kita terhadap panggilan Yesus adalah yang lebih penting. Tidak perlu menunjuk-nunjuk orang lain yang entah lebih baik atau lebih buruk dari pada kita. Tidak perlu membanding-bandingkan hidup kita dengan hidup orang lain dan lalu membuat penilaian macam-macam. Membuat perbandingan semacam itu layaknya orang yang ditilang polisi karena melanggar lampu merah tapi malah mempermasalahkan mengapa orang lain yang melanggar tidak ditilang dan hanya dia sendiri yang ditilang. Urusan melanggar lampu merah adalah urusan dia sebagai warga negara dan hukum publik, bukan urusan nasib orang lain tidak kena tilang dan dia tidak kena tilang. Hal yang sama jugalah yang hendak disampaikan melalui Injil hari ini. Yesus, dengan menegur Petrus, juga mau menegur kita semua bahwa apa yang harus kita gulati adalah masalah hidupku di hadapan Tuhan, bagaimana aku menjawab panggilan Tuhan melalui hidup harianku, bukannya mengurusi nasib orang lain yang atau relasi orang lain dengan Tuhan.
Disusun oleh :
Fr. Agustinus Wahyu Dwi A. SJ
0 komentar:
Posting Komentar