Renungan Harian GML : Tuhanlah pemberi segala rejeki
Bacaan Liturgi 21 Juni 2018
Hari Biasa, Pekan Biasa XI
PW S. Aloisius Gonzaga, Biarawan
Bacaan Injil
Mat 6:7-15
Berdoalah kalian demikian.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:
Dalam khotbah di bukit berkatalah Yesus,
"Bila kalian berdoa janganlah bertele-tele
seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah.
Mereka menyangka
doanya akan dikabulkan karena banyaknya kata-kata.
Jadi janganlah kalian seperti mereka.
Karena Bapamu tahu apa yang kalian perlukan,
sebelum kalian minta kepada-Nya.
Maka berdoalah demikian:
Bapa kami, yang ada di surga,
Dimuliakanlah nama-Mu.
Datanglah Kerajaan-Mu.
Jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di surga.
Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya
dan ampunilah kesalahan kami,
seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami.
Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.
Tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat. Amin.
Karena, jikalau kalian mengampuni kesalahan orang,
Bapamu yang di surga akan mengampuni kalian juga.
Tetapi jikalau kalian tidak mengampuni orang,
Bapamu pun tidak akan mengampuni kesalahanmu."
Renungan :
Orang beriman adalah orang yang menyadari bahwa Tuhan-lah yang memberikan makanan tiap hari kepada manusia.
Milyaran manusia yang hidup di dunia ini setiap hari memerlukan makanan. Milyaran manusia masih bertahan hidup hingga saat ini membuktikan bahwa keperluan makanan itu setiap hari terpenuhi. Ada yang terpenuhi keperluan makanannya melalui kerja bercocok tanam. Tanah subur, air cukup, sinar matahari cukup, tidak ada hama dan penyakit tanaman melanda, menjadi jaminan panen yang baik. Selanjutnya, berkat panen yang baik, makanan tiap hari pun tersedia. Akan tetapi siapa yang menyebabkan tanah menjadi subur, air menjadi cukup, sinar matahari juga cukup? Kalau ditanyakan asal-usul dan penyebab semua itu, kita akan sampai kepada Tuhan. Tuhan-lah yang menjadi penyelenggara segala sesuatu. Tuhan-lah yang menjadi sumber segala sesuatu. Tuhan jugalah yang menjadi sumber awal semua hal yang berkaitan dengan cocok tanam.
Ada juga yang mendapat pemenuhan kebutuhan makanan tiap hari dengan cara membeli dari pedagang. Yang lain mendapatkan makanan di restoran atau warung makan. Restoran mendapat persediaan makanan harian harus membeli dari para pedagang. Para pedagang mendapatkan bahan makanan dari para petani. Para petani bisa menghasilkan panenan, sangat tergantung pada penyelenggaraan Tuhan atas alam ini.
Lalu untuk membeli bahan-bahan makanan, pertama-tama mereka harus punya uang. Untuk mendapat uang, mereka harus bekerja. Supaya bisa bekerja dengan baik, mereka harus memiliki badan yang sehat. Mereka juga harus memiliki kemampuan otak atau kecerdasan. Mereka juga harus punya ketrampilan yang baik. Kesehatan, kecerdasan dan ketrampilan itu semua sumbernya dari mana? Kalau ditelusuri akhirnya kita sampai lagi pada Tuhan. Tuhanlah sumber segala potensi yang ada pada manusia.
Kesimpulannya sangat jelas. Semua manusia selama ini bisa menikmati hidup oleh karena makanan tiap hari yang disantap. Semua makanan harian yang disantap manusia adalah pemberian dari Tuhan. Tanpa manusia memohon, Tuhan sudah memberikan semuanya itu sejak dulu kala.
Oleh karena itu, ketika orang beriman mendoakan doa “Bapa Kami”, lalu mengucapkan “Berilah kami rejeki pada hari ini”, sebenarnya itu bukan semata-mata suatu permohonan. Itu adalah pernyataan iman. Orang beriman ingin menyadari bahwa Tuhanlah pemberi segala rejeki selama ini.
Rm Supriyono Venantius SVD
0 komentar:
Posting Komentar